Postingan

Spesies Baru Cacing Laut Mirip King Ghidora Godzilla di Temukan Parah Ahli Kelautan

Jakarta -  Sekelompok ilmuwan berhasil menemukan spesies baru dari cacing laut bercabang di Pulau Sado, Jepang. Spesies ini punya bentuk yang aneh, hanya satu kepala dengan tubuh bercabang di bagian belakang. Akibat bentuknya yang unik, tim yang dipimpin peneliti dari University of Göttingen di Jerman tersebut memberinya nama Ramisyllis kingghidorahi . Namanya terinspirasi dari beast fiksi dari franchise movie Godzilla, King Ghidora. King Ghidorah adalah hewan fiksi bercabang yang dapat meregenerasi ujungnya yang hilang. Jadi kami pikir ini adalah nama yang tepat untuk spesies baru cacing bercabang. - Maria Teresa Aguado, ahli biologi evolusioner di Universitas Göttingen Jerman - R. kingghidorahi sendiri adalah spesies cacing laut bercabang memiliki lusinan ujung belakang regeneratif yang terlepas dan berenang selama reproduksi. Ia pertama kali ditemukan pada 2019, dan hidup di dalam spons yang panjangnya antara 5 dan 10 centimeters. Cacing laut bercabang itu adalah spesies ketiga dari

WHO : Waspada Virus Corona Varian Omciron Baru Tipe BA.2 yang Muncul di Sejumlah Negara

Jakarta -  Sub-varian virus corona varian Omicron yang disebut BA.2 dilaporkan menyebar di sejumlah negara. Sekarang, ahli virologi sedang menyelidiki seluk beluk Omicron BA.2 level.2 ini, termasuk apakah dia lebih menular atau tidak. Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mengumumkan bahwa garis keturunan Virus corona Omicron BA.2 kini sedang diselidiki, kendati sejauh ini Inggris melaporkan jumlah kasus corona yang relatif rendah, 456 kasus corona, pada Jumat (21/1). Sebelumnya, sebuah lembaga penelitian penyakit menular di Denmark, Statens Product Institut (SSI), melaporkan bahwa kasus sub-varian BA.2 mengalami peningkatan dan menyumbang setengah dari semua kasus COVID-19 di negaranya dan menjadi lonjakan kasus terbesar pada 2022. Norwegia juga telah melaporkan adanya kasus sub-varian BA.2, dan mereka menyebut kasus corona terkait varian ini mengalami peningkatan pesat. Di Norwegia, Omicron BA.2 pertama kali terdeteksi pada 4 Januari 2022. Per 19 Januari 2022, total kasusnya tela

Peneliti Hewan Mengatakan Dalam 8 Tahun Ada Sekitar 20 Gajah di Sri Lanka Mati Dengan Plastik di Dalam Perutnya

Sri Lanka -  Konservasionis dan dokter di Sri Lanka memperingatkan akan bahaya sampah plastik pada hewan phony di negaranya. Pasalnya, limbah tersebut telah membunuh setidaknya 20 gajah dalam delapan tahun terakhir. Yang terbaru, dua gajah kembali ditemukan mati di tempat pembuangan sampah di desa Pallakkadu di distik Ampara, sekitar 210 kilometres timur ibu kota Kolombo. Gajah itu mati diduga akibat makan sampah plastik yang tidak bisa terurai. "Polythene, pembungkus makanan, plastik, dan sampah yang tidak bisa terurai lainnya serta air adalah beberapa benda yang bisa kita lihat di postmortem. Makanan regular yang dimakan dan dicerna gajah nyaris tidak ada." - Nihal Pushpakumara, Dokter Hewan Satwa Liar di Sri Lanka Gajah sangat dihormati di Sri Lanka. Namun mereka juga terancam punah. Menurut sensus gajah Sri Lanka, jumlah gajah di negaranya telah berkurang dari sekitar 14.000 ekor pada abad ke-19 menjadi 6.000 ekor pada 2011. Populasinya semakin berkurang karena hilangnya

Risiko Hipertensi Sejak Dini Harus Anda Pahami Untuk Mencegah dan Mengurangi Risikonya

Healthek -  Masalah hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi momok bagi sebagian orang. Mengingat saat ini orang dengan kondisi darah tinggi juga perlu dipantau kesehatannya untuk menerima vaksin COVID-19. Pemicu hipertensi banyak ragamnya. Mulai dari keturunan, kurang berolahraga, obesitas, hingga merokok. Jika tak ditangani secara serius, hipertensi berpotensi meningkatkan risiko penyakit berbahaya, seperti jantung, kanker, stroke, dan gangguan pada body organ vital. Untuk menekan risiko tersebut, masyarakat harus diberikan informasi akurat mengenai berbagai solusi yang ada. Isu ini menjadi pembahasan dalam diskusi online Ngobrol Pintar dan Inspiratif Soal Hipertensi Bareng Dokter yang diselenggarakan Koalisi Indonesia Bebas TAR (Kabar) bersama Perhimpunan Hipertensi Indonesia (Inash) dan Omron Health care Indonesia. Dokter Spesialis Syaraf, Yuda Turana, yang hadir dalam diskusi ini menjelaskan hipertensi menyebabkan potensi risiko stroke lebih besar dibandingkan penyakit lainny

Para Peneliti Masih Menyelidiki Misteri Kenapa Kura-kura Raksasa Bisa Hidup Sampai Ratusan Tahun

Jakarta -  Di dunia fabel, mungkin kelinci menang dalam lomba lari melawan kura-kura. Namun Kura-kura akan menang jika pertandingannya adalah seberapa lama dalam bertahan hidup. Gaya hidup kura-kura raksasa yang pelan tapi pasti, mengantar binatang bertempurung tersebut hidup di atas seratus tahun. Bahkan, dilansir dari Mental Floss, kura-kura raksasa tertua adalah Jonathan yang kini berusia 184 tahun dan sekarang tinggal di St. Helena Island, sebuah pulau dalam kepulauan Tristan de Cunha di Samudera Atlantik yang terpencil. Jonathan pun jadi binatang yang tertua di dunia saat ini. Secara tidak resmi, banyak yang mengklaim memiliki kura-kura yang lebih tua. Seperti di India yang mengklaim memiliki kura-kura yang berumur 255 tahun ketika ia meninggal di tahun 2006 silam. Hal ini menjadi perhatian besar bagi para ilmuwan, yang ingin juga mencari rahasia dari panjangnya umur kura-kura raksasa. Prediksi awal dari para ilmuwan, tentu dari gaya hidup serba pelan yang diusung para kura-kura

Riset Mengatakan Plankton Membantu Ciptakan Penggunungan di Bumi

Jakarta -  Sebuah riset baru di jurnal Communications Planet & Environment menyimpulkan bahwa pegunungan muncul berkat kehidupan plankton di laut. Riset tersebut, yang dikerjakan oleh para peneliti Skotlandia dan terbit pada 26 November 2021 lalu, menunjukkan bagaimana pentingnya makhluk purba sederhana itu dalam kemunculan pegunungan di Bumi. Pegunungan di Bumi sendiri baru muncul 2 miliar tahun yang lalu, atau kurang dari setengah umur Bumi yang telah mencapai 4,5 miliar tahun. Sebelum ada gunung, pergerakan lempeng Bumi hanya terjadi dalam skala terbatas karena tidak ada 'pelumas' untuk menumpuk bebatuan, kata peneliti. "Pegunungan terbentuk oleh lempengan batu yang menumpuk satu sama lain," ujar penulis utama studi, Profesor John Parnell dari College of Aberdeen , dikutip dari The Guardian. Tetapi menumpuk pada skala itu tidak mungkin karena gesekan antara bebatuan. Sesuatu harus membantu batu-batu itu meluncur satu sama lain. - John Parnell, profesor geologi

Tips dan Cara Sederhana Agar Virus Tidak Ikut Pulang Kerumah Agar Anda Terlindungi

Jakarta -  Saat ini kasus penularan virus corona semakin menurun. Makin banyak juga wilayah di Jawa-Bali yang sudah berada di PPKM level 1. Tren positif ini membuat fasilitas umum, pusat perbelanjaan, hingga perkantoran sudah mulai dibuka kembali. Bahkan, sudah banyak sekolah yang kembali menerapkan proses pembelajaran tatap muka (PTM). Kondisi ini pun disambut baik oleh masyarakat. Apalagi tak sedikit orang mulai mengeluhkan turunnya kualitas kesehatan akibat terlalu lama di rumah. Ya, terbatasnya ruang gerak dan tugas sehari-hari yang kerap menyebabkan stres membuat badan jadi ' kurang gerak '. Ditambah pola hidup kurang sehat seperti jarang olahraga, makan tidak teratur, hingga begadang. Meski begitu, bukan berarti kita bisa bebas bepergian dan abai dengan protokol kesehatan. Pemerintah pun tetap menganjurkan masyarakat untuk meminimalisasi aktivitas di luar rumah, terutama di tempat yang berpotensi terjadi kerumunan. Sebab, virus corona masih menjadi ancaman serius yang men