Kronologi dan Prosedur Pencarian KRI Nanggala-402 Sebelum di Nyatakan Karam

Jakarta - Kapal selam KRI Nanggala 402 resmi dinyatakan tenggelam, Sabtu (24/4), memupus harapan kita untuk setidaknya menemukan hidup-hidup satu dari 53 awak yang ada di dalamnya. Kapal selam berusia 44 tahun itu sebelumnya hilang kontak sejak Rabu (21/4) saat ia latihan tembak di perairan utara Bali.

Tenggelamnya KRI Nanggala 402 diumumkan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono. Yudo mengatakan, kesimpulan itu dia dapat dari penemuan berbagai serpihan berupa di antaranya serpihan torpedo, spons peredam, dan alas untuk salat.

Standing KRI Nanggala Menjadi berubah dari submiss menjadi subsunk


"Dengan adanya bukti otentik yang kini diyakini. KRI Nanggala sehingga pada saat ini isyaratkan dari submiss (hilang) kita tingkatkan fase subsunk (tenggelam). Di mana pada fase subsunk nanti akan kita siapkan evakuasi medis kepada ABK yang kemunginan masih sehat kita proses berikutnya," ujar dia, Sabtu (24/4).

Sublook, submiss, subsunk.

Bagi kamu yang kebingungan dengan istilah teknis seperti submiss dan subsunk, istilah-istilah itu merupakan tingkatan standing kapal selam yang hilang.

Dalam dokumen standar prosedur pencarian kapal selam dari (North Atlantic Treaty Company) NATO yang dipublikasi pada November 2015, setidaknya ada 3 Kondisi kapal selam yang hilang kontak, yakni sublook, submiss, dan subsunk. 'Sub' dalam istilah tersebut kependekan dari submarine atau kapal selam.

Sublook

Sublook adalah prosedur validasi keadaan kapal selam saat komunikasi terlambat atau keamanan kapal selam diragukan. Fase sublook harus diumumkan segera setelah keraguan terhadap kondisi kapal selam muncul.

Menurut keterangan prosedur pencarian dari NATO, fase sublook mesti diumumkan segera setelah kapal selam terkait diragukan keselamatannya.

" SUBLOOK harus diumumkan segera setelah keraguan muncul dan, dalam hal apa word play here ketika SUBCHECK Record, Surfacing Signal atau Inspect Arrival Report lewat waktu, berdasarkan SURFACING ABSOLUTELY NO TIME + 1 jam," jelas standar panduan dari NATO.

Dalam kasus KRI Nanggala, searider screen periskop dan lampu pengenal kapal selam naas itu redup sejak 03.46 WITA. Sejak saat itu, hingga 04.46 WITA, ia tak menjawab panggilan.

Komunikasi terhadap kapal selam itu telah putus sepenuhnya. Helikopter dari KRI I Gusti Ngurah Rai yang ditugaskan deteksi visual pada 04.17 pun nihil hasil.

Dalam panduannya, NATO menyarankan agar pencarian awal dilakukan di location latihan kapal selam yang hilang kotak, dengan kapal dan kapal selam lain yang menemani kapal selam yang hilang kontak itu saat latihan.

Pesawat patroli maritim dan helikopter terdekat juga bisa diminta untuk mencari kapal selam yang hilang kontak. Meski demikian, tidak boleh ada kapal, kapal selam atau pesawat lain yang tiba-tiba bergabung dalam pencarian sampai diperintahkan oleh otoritas untuk melakukan sublook.

Pada 05.15 WITA, KRI Nanggala 402 dijadwalkan tiba di permukaan. Namun, karena ia tidak muncul, ia dinyatakan sublook pada saat itu juga.

Submiss

Setelah tiga jam hilang kontak dan hasil pencarian yang nihil, KRI Nanggala diberi standing submiss pada 06.46 WITA.

Submiss diberikan jika fase sublook tak dapat memastikan keselamatan kapal selam yang hilang, tetapi masih diragukan apakah sudah tenggelam atau tidak karena buktinya belum ada. Pada fase submiss, pencarian skala penuh dilakukan.

Ketika fase submiss diumumkan, TNI mengerahkan enam kapal militer dan satu helikopter dalam upaya pencarian KRI Nanggala di posisi terakhir kapal selam itu diketahui. Kapal tersebut termasuk kapal oseanografi bawah air Rigel. TNI kemudian mengatakan akan mengerahkan 14 kapal lagi untuk bergabung dalam pencarian.

Dalam standar NATO, pada fase submiss ini pula otoritas terkait, dalam hal ini TNI, mesti melaporkan hilangnya kapal selam KRI Nanggala ke organisasi pencari kapal selam hilang ISMERLO (Global Submarine Getaway as well as Rescue Intermediary Workplace).

Subsunk

Setelah lebih dari tiga hari pencarian, pada Sabtu (24/4) TNI AL mengubah condition KRI Nanggala jadi subsunk atau tenggelam. Standing tersebut diberikan setelah mereka menemukan serpihan torpedo, spons peredam, dan alas untuk salat, yang menjadi bukti kuat bahwa sang kapal selam telah tenggelam.

Dalam standar NATO, subsunk diumumkan ketika ada indikasi positif yang signifikan atau diketahui bahwa kapal selam telah tenggelam.

Pencarian dibantu negara lain lewat ISMERLO


Seperti yang disebutkan sebelumnya, pencarian KRI Nanggala 402 melibatkan badan pencari kapal selam hilang ISMERLO.

Ia merupakan sebuah organisasi yang bertujuan untuk memfasilitasi tanggapan internasional untuk kapal selam yang tertekan (disstressed submarine/DISSUB) dan untuk meningkatkan kemampuan untuk menanggapi panggilan bantuan melalui peran koordinasinya.

" Meski didirikan oleh NATO, ISMERLO mendukung semua negara dan mengejar keterlibatan negara-negara yang mengoperasikan kapal selam international," kata organisasi tersebut dalam situs webnya. "ISMERLO adalah organisasi militer yang beroperasi di lingkungan internasional yang berfokus pada tujuan kemanusiaan untuk menyelamatkan nyawa di laut."

Lewat ISMERLO ini, pencarian KRI Nanggala pada akhirnya melibatkan kapal penyelamat kapal selam dari Singapura bernama Swift Rescue.

Berdasarkan laporan The Straits Times, MV Swift Rescue memiliki kapal penyelamat bernama Deep Browse as well as Rescue 6 untuk mengevakuasi awak.

DSAR 6 dapat menyelam ke bawah air dan terhubung dengan kapal selam tenggelam untuk membawa awak kapal selam ke ruang kompresi di MV Swift Rescue.

Ruang tersebut dapat menampung hingga 40 pasien dan memiliki staf medis yang siap sedia.

Meski demikian, kapal yang berangkat dari Singapura pada Rabu (21/4) itu baru dijadwalkan tiba pada Sabtu (24/4) malam di lokasi tenggelamnya KRI Nanggala 402.

DSAR 6 milik MV Swift Rescue juga cuma bisa menyelam di kedalaman 500 meter, menimbulkan tanda tanya apakah ia mampu untuk terhubung ke KRI Nanggala 402 yang terakhir terdeteksi berada di kedalaman 850 meter.

Malaysia juga membantu pencarian dengan kapal penyelamat kapal selam MV Mega Bakti yang diperkirakan tiba pada Minggu (25/4).

Sejumlah armada dari negara lain yang sudah tiba lebih dulu di lokasi tenggelamnya KRI Nanggala adalah Kapal HMAS Ballarat dari Australia dan Boeing P-8 Poseidon dari Amerika Serikat. Mereka tiba pada Jumat (23/4) sore dan berfungsi untuk memindai di mana KRI Nanggala 402 berada.

Kapal selam tua


Hingga saat ini, masih belum dapat dipastikan penyebab dan bagaimana bisa KRI Nanggala tenggelam. Namun, para analis menyoroti usia tua kapal selam tersebut, yang sudah berusia 44 tahun dan telah dipakai selama lima dekade oleh TNI AL, dan perawatan yang diberikan kepadanya.

KRI Nanggala 402, yang dibuat pada tahun 1977 dan mulai digunakan pada tahun 1981, adalah kapal kelas Cakra yang dibangun oleh Jerman Barat selama Perang Dingin.

Kepada South Morning China Article, Collin Koh, seorang peneliti di Institute of Defense and Strategic Studies di Singapura, menyebut usia tua bukanlah "bagian kecil" penyebab KRI Nanggala 402 hilang.

"Tidak ada bagian kecil (karena) perangkat keras militer yang sudah tua, meskipun kecelakaan kapal selam juga dapat dikaitkan dengan faktor manusia, kesalahan dalam mengoperasikan kapal, atau bahkan pekerjaan pemeliharaan yang salah dilakukan di kapal".

Adapun menurut Zachary Abuza, profesor studi Asia Tenggara di National War University di AS, KRI Nanggala 402 terakhir kali diperbaiki (reconditioned) pada 2012.

"Kapal selam bertahan lebih sedikit di perairan tropis karena airnya yang lebih hangat, dan Indonesia tidak memiliki rekam jejak yang baik dalam merawat kapalnya," katanya.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menampik isu usia tua KRI Nanggala. Ia menyebut, kapal selam itu masih dalam keadaan baik dan telah menerima surat kelaikan sebelum berlatih.

"KRI Nanggala dalam keadaan siap tempur sehingga kita kirim, libatkan, untuk latihan," kata Yudo dalam konferensi pers Kamis (22/04).

KRI Nanggala adalah alutista ketiga milik TNI yang mengalami kecelakaan dalam setahun terakhir. Sebelumnya, pada Juni 2020, sebuah helikopter Mi-17 milik TNI jatuh di Kendal, Jawa Tengah, diikuti dengan pesawat tempur Hawk 209 yang jatuh di Kabupaten Kampar, Riau.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Riset Mengatakan Plankton Membantu Ciptakan Penggunungan di Bumi

Peneliti Hewan Mengatakan Dalam 8 Tahun Ada Sekitar 20 Gajah di Sri Lanka Mati Dengan Plastik di Dalam Perutnya

Penemuan Langka Seekor Lipan Raksasa Makan Bayi Burung Hidup-hidup Tertangkap Kamera